Lewi Liwa Lawe
Sosiologi/Kompetitif
Saudara Kembar
Gilang dan Galang,itulah nama mereka berdua.Saudara kembar yang lahir dari Bapak dan Ibu yang sama.Memang sulit untuk melihat perbedaan mereka secara kasat mata karena memang tampilann fisik yang sangat menyerupai satu sama lain.Gilang adalah seorang mahasiswa baru disebuah perguruan tinggi favorit di daerahnya,begitu juga dengan Galang.Bahkan mereka ada disatu Fakultas yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atau orang biasa menyebutnya FISIP.Galang ada dijurusan Komunikasi dan Gilang berada dijurusan Hubungan International.
Sejak kecil kecerdasan mereka sudah mulai terlihat.Bahkan dari Sekolah Dasarpun Galang dan Gilang selalu bergantian menempati ranking 1 dan 2 . Fisikpun sudah sama dan kecerdasan otaknya pun sama . Semakin sulit bagi orang lain untuk membedakannya . Mereka berdua merasakan hal yang sama yaitu persaingan.Ketika diumumkan akan sebuah perlombaan mereka langsung mempersiapkan diri sedini mungkin.Selalu belajar setiap hari.Didalam hati kecil mereka berkata “walaupun kita saudara kembar tetapi aku harus lebih baik darimu”.Dari sinilah mereka selalu berusaha menjadi yang terbaik,jiwa competitorpun terbentuk.
Namun,persaingan ini tak selamanya berjalan dengan baik.Rasa iri akan kekalahan membuat mereka menjadi brutal.Satu sama lain saling menjatuhkan untuk menjadi pemenang.Suatu ketika saat kelas 3 SMA dan ujian praktek sudah dimulai mereka sudah mempersiapkan dengan baik.Ujian praktek yang dinilai saat itu adalah lari 100 meter.Jauh jauh hari sebelum ujian dimulai Galang dan Gilang selalu berlatih setiap hari untuk mendapatkan hasil maksimal.Tibalah di hari H,hari penilaian.Galang yang kurang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan takut akan kalah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.Ketika itu Gilang pergi kemasjid untuk melaksanakan sholat dhuha dan sepatu yang digunakannya diletakkan di tangga bawah sedangkan masjid berada diatas,tak disengaja Galang melihat hal itu dan timbul pikiran kotor.Seketika setelah Gilang naik keatas,Galang langsung mengambil sepatu itu.Bukan untuk disembunyikan atau dibuang,namun dia merobek sol sepatu itu agar ketika berlari sepatunya akan lepas.30 menit kemudian ujian praktekpun dimulai.
Seperti yang sudah direncankan dan Gilangpun terjatuh saat berlari.Gilang terlihat merintih kesakitan namun Galang tetap berlari sekuat tenaga dan mencapai garis finish diurutan pertama.Seminggu kemudian setelah kejadian tersebut kaki Gilang tak kunjung sembuh dan berjalan terpincang-pincang.Melihat kondisi tersebut Galang menjadi merasa sangat bersalah namun takut untuk meminta maaf.Namun akhirnya Galang memberanikan diri untuk menceritakannya semua kepada Gilang dan meminta maaf atas semua perbuatannya.Dengan ikhlas Gilang memaafkan dan berharap Galang tidak akanmengulanginya lagi.Sejak kejadian ini mereka berdua menjadi lebih akrab namun tetap bersaing secara sehat.